Senin, (13/10) pagi ini, direncanakan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dibuka kembali setelah perdagangan sempat ditutup mulai Rabu (8/10) hingga Jumat (10/9) lalu. Akibat anjloknya bursa saham global hal ini menyeret bursa saham BEI turun tajam. Penutupan perdagangan ini dilakukan oleh pemerintah untuk menahan gerakan pasar yang goncang karena keadaan yang tidak menentu.
Dalam kondisi seperti ini, banyak pengamat ekonomi meramalkan akan adanya sebuah krisis ekonomi global. Saat ini Presiden Amerika, Gearge Bush sedang melakukan konsolidasi dengan para pemimpin berbagai negara dalam rangka upaya penyelamatan perekonomian global.
Disaat seperti ini, semua orang di seluruh penjuru dunia terkena imbas dari krisis ekonomi ini. Semua pengusaha ketar-ketir dengan kondisi perusahaan yang masa depannya tak tentu. Namun ada sosok-sosok dalam Alkitab yang bisa diteladani oleh orang percaya dalam menghadapi situasi seperti ini. Mereka orang-orang yang pernah mengalami keterpurukan dan goncangan ekonomi terbesar pada zamannya, namun mereka tetap kuat. Mari kita tengok sejenak tokoh-tokoh tersebut.
Habakuk, dia berkata sekalipun dia mengalami kegagalan panen, baik ladang, kebun anggur dan pohon-pohon zaitunya, bahkan juga phon aranya, jangankan berbuah, berbungapun tidak. Namun krisis ekonominya tidak berhenti disitu, semua ternaknya pun terhalau dari kandangnya.
Namun inilah yang dilakukan oleh Habakuk, "namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Habakuk 3:18-19). Dia memfokuskan dirinya bukan pada masalah yang dihadapinya, tetapi Habakuk mengarahkan matanya pada Tuhan. Dia percaya Tuhan akan menyelamatkannya, dan Tuhan akan memberinya kekuatan untuk melalui masa-masa sulit itu.
Yusuf, pada masa sebelum krisis ekonomi yang sangat besar melanda zamannya, Tuhan mempersiapkan Yusuf untuk menjadi jawaban bagi permasalahan dunia saat itu. Tuhan memprosesnya hingga dia siap untuk diberi tanggung jawab untuk sebuah misi penyelamatan perekonomian dunia. Dimulai dengan dibuang oleh saudara-saudaranya, menjadi budak, dipenjara dan dilupakan, namun itu membuatnya rendah hati dan memiliki ketergantungan yang sepenuhnya pada Tuhan. Akankah tampil Yusuf-yusuf pada zaman kita saat ini? Mari kita nantikan.
Nehemia, apa yang dialami bangsanya saat itu bukan hanya krisis ekonomi, namun dikatakan dalam Nehemia 1:3 bahwa "dalam kesukaran besar." Inilah sikap Nehemia yang saat itu sekalipun dalam pembuangan namun memiliki jabatan yang cukup tinggi dalam pemerintahan raja Artahsasta saat itu, Nehemia duduk menangis dan berkabung serta berdoa dan berpuasa bagi bangsanya.
Tidak berhenti pada doa puasa, Nehemia bahkan membuat langkah yang berani untuk memohon pada raja yang menjajah Israel saat itu untuk dapat membangun tembok-tembok Yerusalem kembali.
Pada saat seperti ini, sebagai orang percaya kita perlu belajar melihat situasi dari sudut pandang Tuhan. Ketika seluruh bumi diguncangkan, maka yang tak terguncangkan akan tinggal tetap. Orang percaya, Anda adalah pribadi yang tak tergoncangkan jika fokus Anda adalah Tuhan yang besar itu. Dan pada saat Anda tampil menjadi pribadi yang tak terguncangkan, dunia akan datang kepada Anda untuk mendapatkan jawaban bagaimana supaya bisa bertahan dalam situasi yang sulit seperti ini. Saat itulah akan digenapi nubuatan dalam Zakharia 8:23, ketika umat Tuhan menjadi terang maka 1 orang benar akan dipegang punca jubahnya oleh 10 orang dari berbagai bangsa dan berkata, "Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!"
Mari kita berdoa, berpuasa dan merendahkan diri dihadapan Tuhan, kiranya Tuhan menyatakan dirinya pada masa-masa ini, sehingga banyak orang dapat mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Sumber : Jawaban.com/VM